Telegram vs WhatsApp: Perbandingan Keamanan Komprehensif dan Panduan Pengguna
1. Pendahuluan: Mengapa keamanan menjadi topik hangat?
Di era digital saat ini, kekhawatiran pengguna tentang privasi dan keamanan semakin tinggi. WhatsApp dan Telegram, dua aplikasi pesan instan terpopuler di dunia, keduanya mengklaim menyediakan lingkungan komunikasi yang aman. Namun, dengan meningkatnya regulasi pemerintah, serangan peretasan, dan pelanggaran data, banyak yang mempertanyakan keamanan kedua aplikasi ini.
WhatsApp menggunakan jaringan seluler atau Wi-Fi untuk mengirim pesan dan menggunakan port TCP 5222 untuk mengirimkan data, menggunakan protokol XMPP terbuka.
WhatsApp dapat digunakan untuk pengguna iPhone dan Android. Aplikasi WhatsApp hanya dapat bekerja untuk sesama pengguna yang memiliki aplikasi WhatsApp. Aplikasi WhatsApp ini dapat diunduh secara gratis di websitenya. Aplikasi ini menggunakan nomor telepon ponsel yang kita gunakan untuk berinteraksi dengan sesama pengguna WhatsApp. Ini memungkinkan pengguna untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Aplikasi ini juga menggunakan fitur push sehingga pengguna dapat selalu memberitahukan pesan yang sedang diterima.
Jadi, mana yang lebih aman, Telegram atau WhatsApp?
Artikel ini akan memberikan perbandingan komprehensif kedua aplikasi ini dari berbagai perspektif, termasuk enkripsi ujung ke ujung (E2EE), metode penyimpanan data, kebijakan privasi, arsitektur server, dan contoh peretasan, untuk membantu pengguna membuat pilihan terbaik.
2. Perbandingan Enkripsi Ujung ke Ujung (E2EE): Mana yang menawarkan enkripsi lebih kuat? 2.1 Mekanisme Enkripsi WhatsApp
WhatsApp telah mengaktifkan enkripsi ujung ke ujung (E2EE) secara default sejak 2016, menggunakan protokol Signal. Mekanisme enkripsinya adalah sebagai berikut:
✅ E2EE diaktifkan secara default: Semua obrolan pribadi dan panggilan suara/video terlindungi.
✅ Enkripsi tinggi: Menggunakan enkripsi AES 256-bit, autentikasi HMAC-SHA256, dan algoritma pertukaran kunci Curve25519.
✅ Sinkronisasi multi-perangkat terbatas: Karena kunci enkripsi disimpan secara lokal di perangkat, pesan hanya dapat ditransfer antar perangkat yang terhubung.
? Kekurangan:
❌ Cadangan cloud tidak dienkripsi: Saat pengguna mencadangkan riwayat obrolan ke Google Drive atau iCloud, WhatsApp tidak mengenkripsinya secara menyeluruh, sehingga data ini berpotensi diakses oleh peretas atau instansi pemerintah. ❌ Metadata tidak dienkripsi: WhatsApp masih menyimpan metadata seperti durasi panggilan, informasi kontak, dan informasi perangkat, yang dapat dieksploitasi oleh pemerintah atau pihak ketiga.
2.2 Mekanisme Enkripsi Telegram
Telegram menggunakan protokol MTProto secara bawaan dan menyediakan fitur "Obrolan Rahasia" untuk mendukung enkripsi ujung ke ujung (E2EE).
✅ Tingkat Enkripsi:
Obrolan Reguler: Enkripsi server-klien (TLS + AES-256 + Diffie-Hellman), tetapi bukan Enkripsi Ujung ke Ujung (E2EE).
Obrolan Rahasia: Enkripsi ujung ke ujung digunakan, dengan kunci pribadi tersimpan di perangkat dan tidak dapat dibaca oleh server Telegram.
✅ Pesan yang Dapat Dihancurkan Sendiri: Dalam mode Obrolan Rahasia, pengguna dapat menjadwalkan pesan untuk dihancurkan secara otomatis secara berkala, yang selanjutnya meningkatkan keamanan.
❌ E2EE tidak didukung untuk obrolan bawaan: Semua obrolan tetap tersimpan di server Telegram kecuali Obrolan Rahasia diaktifkan secara manual.
❌ Protokol Enkripsi Kontroversial: MTProto adalah protokol yang dikembangkan secara independen oleh Telegram, dan para pakar keamanan mempertanyakan transparansi dan keamanannya.
❌ Ringkasan:
WhatsApp memiliki enkripsi ujung ke ujung yang diaktifkan secara default, sehingga lebih aman.
Telegram hanya menawarkan enkripsi ujung ke ujung di Obrolan Rahasia, tetapi obrolan biasa tetap disimpan di cloud.
3. Arsitektur Server vs. Metode Penyimpanan Data: Mana yang Lebih Aman? 3.1 Arsitektur Server WhatsApp
✅ Arsitektur Server Terdistribusi: Data disimpan di pusat data milik Facebook, terutama di Amerika Serikat, Eropa, dan Singapura.
✅ Tanpa Penyimpanan Riwayat Obrolan: Semua pesan dihapus dari server setelah transmisi, tetapi metadata (log panggilan, kontak, dll.) mungkin tetap tersimpan.
❌ Dikendalikan oleh Facebook: Sejak diakuisisi oleh Facebook (sekarang Meta) pada tahun 2014, kebijakan privasi WhatsApp telah berulang kali direvisi, yang menimbulkan kekhawatiran bagi pengguna.
3.2 Arsitektur Server Telegram
✅ Penyimpanan Cloud Terdistribusi: Telegram menggunakan arsitektur multi-pusat data global, dengan server yang berlokasi di negara-negara termasuk UEA, Singapura, Belanda, dan Swedia.
✅ Dukungan Penyimpanan Cloud: Konten obrolan reguler disimpan di server Telegram, dienkripsi, dan disinkronkan di seluruh perangkat.
❌ Kontrol Kunci Server Terpusat: Kecuali menggunakan "Obrolan Rahasia", kunci enkripsi Telegram dikontrol oleh server dan secara teoritis dapat didekripsi.
Ringkasan:Masuk WhatsApp Web
WhatsApp tidak menyimpan riwayat obrolan, tetapi data pengguna diatur oleh Facebook, sehingga menimbulkan risiko privasi.
Telegram menyimpan riwayat obrolan reguler, tetapi arsitektur server terdistribusinya dapat meningkatkan keamanan data.
4. Kebijakan Privasi Pengguna: Siapa yang Lebih Menghargai Data Pengguna?
4.1 Kebijakan Privasi WhatsApp
WhatsApp mengumpulkan data berikut:
✅ Nomor telepon pengguna, informasi perangkat, alamat IP.
✅ Daftar kontak (terenkripsi, tetapi masih dapat digunakan untuk rekomendasi teman).
✅ Data penggunaan (misalnya, waktu online, durasi panggilan).
Kontroversi:
Pada tahun 2021, WhatsApp memperkenalkan kebijakan privasi baru yang mewajibkan pembagian sebagian data pengguna dengan Facebook, yang memicu protes pengguna global.
4.2 Kebijakan Privasi Telegram
Telegram mengumpulkan lebih sedikit data:
✅ Tidak mengumpulkan data seperti daftar kontak dan waktu online.
✅ Tidak membagikan informasi pengguna dengan pihak ketiga. Bahkan jika diminta oleh pemerintah, Telegram telah menyatakan bahwa mereka tidak akan memberikan data pengguna.
Kontroversi:
Telegram tidak menyediakan enkripsi ujung ke ujung secara default, tetapi beberapa data pengguna mungkin masih disimpan di servernya.
Dalam kasus ekstrem, Telegram dapat memberikan beberapa data kepada lembaga penegak hukum (meskipun saat ini belum ada kasus yang diketahui).
Ringkasan:
Perlindungan privasi pengguna WhatsApp kontroversial karena kebijakan pembagian data Facebook.
Telegram mengumpulkan lebih sedikit data dan relatif lebih menghormati privasi pengguna.
5. Studi Kasus Peretasan WhatsApp dan Telegram
✅ Kerentanan Keamanan WhatsApp di Masa Lalu:
2019: NSO Group mendistribusikan spyware Pegasus melalui panggilan suara WhatsApp, yang memungkinkan pemantauan jarak jauh terhadap pengguna.
2021: Nomor telepon lebih dari 500 juta pengguna WhatsApp bocor di web gelap.
✅ Insiden Keamanan Telegram di Masa Lalu:
2016: Peretas pemerintah Iran menyerang Telegram, membahayakan 15 juta akun pengguna.
2020: Polisi Jerman menyadap log obrolan milik organisasi kriminal di Telegram, yang menimbulkan pertanyaan.
? Ringkasan:
WhatsApp telah menjadi sasaran lebih banyak serangan peretasan, tetapi beberapa serangan ini melibatkan spyware tingkat pemerintah, dan pengguna biasa tidak terlalu terpengaruh. Server Telegram diretas, yang mengakibatkan kebocoran beberapa informasi pengguna.
6. Kesimpulan: Mana yang lebih aman, WhatsApp atau Telegram?
Dimensi Perbandingan: WhatsApp, Telegram
Enkripsi Default: ✅ Enkripsi ujung ke ujung diaktifkan secara default ❌ Hanya didukung di Obrolan Rahasia
Penyimpanan Cloud: ❌ Tanpa enkripsi ujung ke ujung ✅ Penyimpanan terenkripsi di server
Pengumpulan Data: ? Data yang dibagikan dengan Facebook? Lebih sedikit data yang dikumpulkan
Kebijakan Privasi: ? Diatur oleh Facebook? Relatif lebih liberal
Peretasan: ? Beberapa serangan? Server yang sebelumnya disusupi
Rekomendasi:
Jika Anda memprioritaskan komunikasi terenkripsi yang kuat, pilih WhatsApp (E2EE secara default).
Jika Anda memprioritaskan privasi, pilih Telegram (pengumpulan data lebih sedikit).
Pada akhirnya, pilihannya bergantung pada kebutuhan dan prioritas privasi Anda.